Mobil listrik semakin populer sebagai alternatif ramah lingkungan dibandingkan mobil berbahan bakar fosil. Namun, masih banyak anggapan yang berkembang tentang keamanannya.
Beberapa orang khawatir bahwa mobil listrik lebih rentan terhadap kebakaran atau kecelakaan karena baterai bertegangan tinggi. Tapi, apakah anggapan tersebut benar? Mari kita bahas mitos dan faktanya!
Mitos 1: Mobil Listrik Lebih Mudah Terbakar Dibandingkan Mobil Konvensional
Fakta: Mobil listrik menggunakan baterai lithium-ion yang memang dapat terbakar dalam kondisi tertentu, seperti kerusakan ekstrem atau panas berlebihan. Namun, data menunjukkan bahwa risiko kebakaran pada mobil listrik tidak lebih tinggi dibandingkan mobil berbahan bakar fosil.
Mobil bensin atau diesel menyimpan bahan bakar yang mudah terbakar, dan kebakaran akibat kecelakaan juga sering terjadi. Sementara itu, produsen mobil listrik telah menerapkan berbagai sistem keamanan seperti pendingin baterai dan proteksi terhadap benturan untuk mengurangi risiko kebakaran.
Mitos 2: Mobil Listrik Berbahaya Jika Terkena Air atau Hujan
Fakta: Mobil listrik dirancang dengan standar keamanan yang ketat, termasuk ketahanan terhadap air. Sistem kelistrikan dan baterai mobil listrik memiliki perlindungan terhadap air dan kelembaban, sehingga tidak berisiko korsleting meskipun digunakan saat hujan atau bahkan melewati genangan air.
Mobil listrik juga diuji dengan standar ketahanan air yang tinggi dan telah lolos berbagai uji keamanan sebelum dipasarkan. Jadi, risiko terkena sengatan listrik saat mengemudi di kondisi basah sangat kecil.
Mitos 3: Mobil Listrik Tidak Seaman Mobil Konvensional dalam Kecelakaan
Fakta: Mobil listrik umumnya lebih aman dalam kecelakaan dibandingkan mobil konvensional. Salah satu alasan utamanya adalah desain struktur kendaraan yang lebih kokoh karena baterai ditempatkan di bagian bawah kendaraan, sehingga memberikan pusat gravitasi yang lebih rendah dan mengurangi risiko terguling.
Selain itu, mobil listrik sering kali mendapatkan peringkat keselamatan tinggi dalam uji tabrak karena dilengkapi dengan fitur keselamatan canggih seperti sistem pengereman otomatis dan sensor tabrakan.
Mitos 4: Mobil Listrik Bisa Menyetrum Penumpang Saat Kecelakaan
Fakta: Mobil listrik memiliki sistem pemutus daya otomatis yang langsung menghentikan aliran listrik saat terjadi kecelakaan. Hal ini mencegah risiko sengatan listrik bagi penumpang atau tim penyelamat. Dengan kata lain, risiko tersengat listrik dari mobil listrik sama sekali tidak lebih tinggi dibandingkan risiko terbakar akibat kebocoran bahan bakar pada mobil konvensional.
Mitos 5: Mobil Listrik Tidak Memiliki Perlindungan Keamanan Seperti Mobil Biasa
Fakta: Mobil listrik memiliki fitur keselamatan yang setara, bahkan sering kali lebih baik, dibandingkan mobil berbahan bakar fosil. Selain fitur standar seperti airbag dan sistem pengereman anti-lock (ABS), banyak mobil listrik modern dilengkapi dengan teknologi keselamatan canggih seperti:
Sistem pengereman regeneratif yang membantu mengurangi kecepatan lebih efektif
Sistem pemantauan baterai untuk mencegah overheating
Teknologi bantuan pengemudi seperti lane assist dan adaptive cruise control
Mobil listrik tidak hanya setara dalam hal keamanan dengan mobil konvensional, tetapi dalam beberapa aspek bahkan lebih unggul. Risiko kebakaran, tersengat listrik, atau ketidakmampuan menghadapi kondisi cuaca ekstrem telah diminimalkan berkat teknologi canggih yang diterapkan oleh produsen otomotif.
Jadi, jika Anda ragu membeli mobil listrik karena isu keamanan, kini Anda bisa lebih yakin bahwa kendaraan ini adalah pilihan yang aman dan modern untuk masa depan!